Jumat, 06 November 2015

Memayu Hayuning Pribadi ; Belajar Mengenal Diri

 Sejauh Mana Engkau Mengenal Dirimu, Disitulah Engkau Akan Kembali

Belajar Sebelum mengenal Memayu Hayuning Bawono,
 Kaping sepindah :

"dadi manungsa kuwi sing paling utama, aja sok ngendel-endelake samubarang kaluwihane. Apa maneh mamerake kasugihan lan kapinterane. Yen anggone ngongasake dhiri mau mung winates ing lathi tanpa bukti, dhonge pakarti kaya mangkono iku yo bakal ngengon awak-e dadi salah sawijining manungsa kang ora aji.
Luwih prayoga turuten kae pralampitane tanduran pari. Pari kang mentes kuwi yo mesthi bakal tumelung, lha... kang ndhongak mracihnani yen pari kuwi kothong tanpa isi."

Kaping kalih :

"engkang nomer kalih, 'sarwa duweo rumangsa nanging ojo rumangsa sarwa duwe'.
Iku yen ditulis genah, katone pancen yo mung diwolak-walik wae, nanging surasane jebul kaya bumi karo langit.
Surasanane ukara kuwi yoiku, dadio manungsa kang tansah nuduhake watak kang kebak welas asih, wicaksana ing saben laku lan rumangsa dosa samangsa gawe kapitunane liyan.
Aja malah nuduhake watak ngedir-edirake, wengis satindak laku polahe. Yen nggayuh pepinginan ora maelu laku dudu. Samubarang pakarti nistha ditrajang wani."

MULAT SARIRO HANGROSO WANI

Di era pemerintahan pak Harto kita sering mendengar istilah atau ungkapan di atas, hingga sekarang ini banyak orang yang seakan-akan alergi istilah tersebut karena dianggap berbau Suharto. Pada hal ungkapan tersebut adalah petuah leluhur kita yang sangat sarat dengan muatan moral dan spiritual.
Mulat sariro hangroso wani adalah berani melihat diri kita sendiri dengan segala kekurangannya dan selalu siap mendapat kritik dari siapapun dan kapanpun.Dalam ajaran islampun diajarkan bahwa sebagai umat yang lemah ini hendaknya kita selalu bermuhasabah.Sampai dimanakah perjalanan hidup kita? Sudah benarkah perilaku kita, akhlak kita, tuturkata kita dll.Karena manusia adalah makhluk yang paling sempurna, hingga sering ada yang bilang bahwa kita ini wakil Allah di bumi ini atau juga Tuhan yang bertajali (Dewo Mangejo Wantah).
Pertanyaannya adalah apakah semua orang? Pada dasarnya iya,tapi juga tidak.Terus gimana dong?Dari segi tugas atau misi memang sama yaitu kita ditiurunkan di bumi ini tidak lain hanya untuk memayu hayuning bawana bukan merusaknya.Tapi kebanyakan manusia justru melupakan tugasnya, kebanyakan mereka jadi pengikut setan alas yang kerjanya hanya membuat kerusakan. Lho kok jadi mengkambing hitamkan syetan sih, lha mbok cari alas alasan lain gitu!Tenang dulu, yang saya maksud syetan alas itu ya hawa nafsu kita ini.Karena nggak pernah instrospeksi diri dalam hidup, akhirnya kerjanya hanya bisa nyalahin, bahkan dirinya  sendiripun kadang ga kenal, ini pekerjaan jasmani, jiwa atau ruh, jangankan sejauh itu lha wong baik buruk, benar salah saja tidak tau kok,ada juga yang sebetulnya ngerti sih, ya tapi karena masih gedenya nafsu sesatu yang kandang sudah gamblang dan terang malah dimanipulasi jadi remeng-remeng, he he
Terus apa dong yang disebut Dewo mangejo wantah itu? Ya tentu saja Sang Insan Kamil, yaitu manusia yang telah berhasil mengalahkan hawa-hawa nafsunya, yaitu manusia yang benar-benar tau visi misinya hidup di dunia ini.Syarat awalnya adalah membiasakan instrospeksi diri(mulat sariro hangroso wani) baik untuk sesuatu yang mau dikerjakan atau yang telah dikerjakan.Dengan selalu bermuhasabah maka, kedisiplinan, kesabaran, kejujuran dll akan datang dengan sendirinya, Amiin.
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir”.
coba pikir to…
kenapa Nabi Muhammad SAW berbasah keringat karena mengucapkan Firman yang turun padanya?
Gunung = siti hinggil = tempat tertinggi = derajat/pangkat kamanungsan,
ya firman Tuhan terlalu suci untuk keluar dari mulut manusia.
ya supaya tidak mengulang sejarah kelam nabi (isa) sebelumnya
ya supaya Muhammad sadar dan tawadu’ sebagai manusia biasa
ya gunung yang didada Muhammad selalu dileburkan dengan FirmanNYA sehingga tidak menyesatkan umat manusia.

Manusia tetaplah manusia,serba lemah,penuh kekurangan dan kesalahan sekalipun tumimbal lahir dari jiwa2 besar dari alam2 tingkat tinggi sana.Manusia adalah was (ragu serta khawatir)…Tuhan adalah WUR (tanpa batas).Was yg berani menerima WUR adalah sumarah dan sumeleh.
Karenanya sebagai penganut syareat agama Islam  saya sungguh percaya dari ujung jempol kaki sampai ubun2 bahwa AHMAD Bin Abdullah adalah manusia pinilih dan kekasih semesta,Muhammad adalah Rasullulah dan sebagai Nabi Penutup juga Pamungkas karena api dari semua agama dan ajaran yang ada sudah mampu dihidupi secara nyata oleh beliau yaitu Sumarah dan Sumeleh,berlaku bodoh dihadapan kekuasaan YANG TANPA BATAS.
Semoga kita juga bisa mempunyai api dan jiwa semangat yang sama dengan beliau tetapi tentunya juga yang sesuai dengan watak sifat,pembawaan serta situasi kondisi hidup kita masing2 di jaman ini.
Tidak ada manusia yang sama,setiap pribadi adalah khas dan berbeda sekalipun apinya adalah satu yaitu Karsa Gusti/Dhamma/Hukum Kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar