Rabu, 11 November 2015

Tari Piring


Selain rumah gadang dan rasa masakannya yang nikmat, Sumatera Barat juga dikenal sebagai provinsi dengan tingkat kebudayaan yang tinggi pada masa lampau. Berbagai peninggalan budaya terdapat di sana, salah satu yang unik misalnya tari piring.
Tari piring merupakan tarian yang berasal dari adat khas suku Minangkabau yang sudah begitu terkenal di seantero dunia. Keunikan tersendiri yang membedakan tarian ini dengan jenis tarian lain di nusantara telah berhasil mengundang decak kagum. Bagi Anda yang mungkin ingin mengenal tarian adat yang atraktif satu ini lebih dalam, simaklah pemaparan penulis Blog Kisah Asal Usul mengenai asal usul, sejarah, gerakan, kostum, dan makna tari piring berikut ini.


Tari Piring

Asal Usul dan Sejarah Tari Piring

Asal Usul dan Sejarah Tari Piring

Tari piring dipercaya telah ada sejak sekitar abad ke 12 Masehi, terlahir dari kebudayaan asli masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Tarian ini dulunya merupakan tarian persembahan bagi para dewa yang telah mengkaruniakan hasil panen yang berlimpah selama setahun. Perlu diketahui bahwa sebelum masuknya Islam, masyarakat Minangkabau mayoritas masih memeluk agama Hindu, Budha, dan sebagian Animisme. 
Masuknya Islam ke tanah Sumatera pada abad ke 14 secara tidak langsung ikut mempengaruhi perkembangan tari piring. Semenjak ajaran Islam mulai dianut oleh mayoritas masyarakat, peruntukan tari piring pun berubah. Tari piring bukan lagi ditujukan sebagai tari persembahan bagi para dewa, melainkan hanya sebagai tontonan bagi masyarakat. Tarian ini dipertunjukan setiap kali ada acara hajatan sebagai hiburan semata.
Dalam perjalanan sejarahnya, tari piring kontemporer mengalami banyak pembaruan, mulai dari musik yang mengiringinya, gerakan, koreografi, hingga komposisi pemain. Adalah Huriman Adam, seorang seniman tanah Minang yang telah berkontribusi besar pada kepopuleran tari ini di masa kini.


Gerakan Tari Piring

Gerakan Tari Piring

Berbagai gerakan dalam Tari Piring adalah perpaduan yang laras antara seni tari yang indah, gerakan akrobatis, dan gerakan bermakna magis. Gerakan tarian yang dibawakan secara berkelompok oleh 3-5 personil ini sangat beragam. Gerakan-gerakan tersebut secara keseluruhan sebetulnya menceritakan tentang tahapan-tahapan kegiatan dalam budidaya tanaman padi yang menjadi mata pencaharian masyarakat adat Minang tempo dulu.

Kostum Penari Piring
Sedikitnya ada 20 gerakan tari piring yang harus dibawakan para penari untuk dapat mempertunjukan tari piring yang sempurna. Keduapuluh gerakan tersebut antara lain:
  1. Gerak pasambahan; gerakan yang dibawakan oleh para penari pria ini adalah gerakan pembuka tari piring. Gerakan ini memiliki makna sebagai wujud syukur kepada Allah swt dan bentuk permohonan penari pada para penonton yang menyaksikan, supaya tidak merusak jalannya pertunjukan.
  2. Gerak singanjuo lalai; gerakan yang dibawakan oleh para penari wanita ini sangat lemah lembut melambangkan suasana pagi yang sejuk.
  3. Gerak mencangkul; gerakan tari piring yang menceritakan sekumpulan petani yang tengah mengolah tanah sawahnya.
  4. Gerak menyiang; gerakan ini menceritakan aktivitas para petani saat tengah menyiangi atau membersihkan rerumputan di sawah mereka.
  5. Gerak membuang sampah; gerakan ini menceritakan kegiatan para petani yang tengah membuang sisa-sisa sampah hasil menyiangi yang ia lakukan sebelumnya.
  6. Gerak menyemai; gerakan ini menceritakan para petani yang tengah menyemai benih padi yang akan ditanam.

Selain keenam gerakan tersebut, ada 14 gerakan lain yang harus dilakukan oleh para penari. Gerakan-gerakan tersebut antara lain gerak memagar, gerak mencabut benih,  gerak bertanam, gerak melepas lelah, gerak mengantar juadah, gerak menyabit padi, gerak mengambil padi, gerak manggampo padi, gerak menganginkan padi, gerak mengirik padi, gerak menumbuk padi, gotong royong, gerak menampih padi, dan gerak menginjak pecahan kaca. Keseluruh gerakan tersebut dapat dilihat pada video berikut ini.


Iringan Musik Tari Piring

Keduapuluh gerakan tari piring di atas dilakukan dengan tempo cepat dengan diiringi iringan musik berirama  syahdu yang menggambarkan rasa kebersamaan, kegembiraan, dan semangat.

Iringan Musik Tari Piring

Iringan musik dalam tari piring sendiri berasal dari 2 alat musik, yaitu talempong dan saluang. Talempong adalah alat musik pukul yang terbuat dari kayu, kuningan, atau batu. Bentuknya mirip seperti bonang, sedangkan saluang adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu tipis mirip seperti suling. Selain dengan iringan kedua alat musik tersebut, tari piring juga diiringi dengan suara gemerincing cincin yang dikenakan para penarinya.


Kostum Penari Piring

Ketika menari, para penari wajib mengenakan kostum khusus. Kostum tari piring untuk pria dan wanita ini dijelaskan seperti pada tabel berikut.
Kostum Penari Pria Kostum Penari Wanita
  • Busana rang Mudo, berupa baju berlengan lebar yang dihiasi dengan renda emas.
  • Saran galembong, celana berukuran besar di bagian tengahnya khusus untuk tari piring.
  • Sisamping, kain songket yang dililitkan di pinggang hingga lutut.
  • Cawek pinggang, ikat pinggang yang terbuat dari kain songket.
  • Deta atau destar, yaitu penutup kepala berbentuk segitiga yang dibuat dari kain songket khas pria Minangkabau.
  • Baju kurung yang terbuat dari kain beludru dan kain satin.
  • Kain songket.
  • Selandang songket yang dipasang di badan bagian kiri.
  • Tikuluak tanduak balapak yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau yang terbuat dari bahan songket dengan bentuk menyerupai tanduk kerbau.
  • Aksesoris lain berupa anting, kalung gadang, dan kalung rambai.
Nah, demikianlah pemaparan mengenai asal usul tari piring, gerakan, kostum, serta maknanya bagi masyarakat Minangkabau.


Tarian Piring (Minangkabau: Tari Piriang) merupakan sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat. Ia merupakan salah satu seni tarian Minangkabau yang masih diamalkan penduduk Negeri Sembilan keturunan Minangkabau.
Tarian ini memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk tanam, lembuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh talempong dan saluang. Kadangkala, piring-piring itu akan dilontar ke udara atau pun dihempas ke tanah dan dipijak oleh penari-penari tersebut. Bagi menambah unsur-unsur estetika, magis dan kejutan dalam tarian ini, penari lelaki dan perempuan akan memijak piring-piring pecah tanpa rasa takut dan tidak pula luka. Penonton tentu akan berasa ngeri apabila kaca-kaca pecah dan tajam itu dipijak sambil menari.
Tari Piring termasuk tari tradisional yang berumur ratusan tahun berasal dari Solok Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini meng-gambarkan rasa kegembiraan tatkala musim panen tiba. Para muda-mudi mengayunkan gerak langkah dengan menunjukkan keboleh-annya dalam mempermainkan piring di tangannya. Ritual rasa syukur ini dilakukan oleh beberapa gadis cantik dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan di dalam piring. Para gadis didandani dengan pakaian yang bagus lalu membawa makanan dalam piring tersebut dengan gerakan yang dinamis. Setelah Islam masuk Minangkabau, tradisi tarian ini tetap diteruskan, tapi hanya sebagai hiburan bagi masyarakat. Tarian ini diiringi musik talempong, rebab atau rabab dan saluang.
Tarian Piring atau dalam bahasa Minangkabau Tari Piriang merupakan sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat. Tari Piring merupakan salah satu seni tarian Minangkabau yang masih diamalkan penduduk Negeri Sembilan keturunan Minangkabau.
Tarian ini memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh talempong dan saluang. Kadang piring-piring itu akan dilontar ke udara atau pun dihempas ke tanah dan dipijak oleh penari-penari tersebut. Bagi menambah unsur-unsur estetika, magis dan kejutan dalam tarian ini, penari lelaki dan perempuan akan memijak piring-piring pecah tanpa rasa takut dan tidak pula luka. Penonton tentu akan berasa ngeri apabila kaca-kaca pecah dan tajam itu dipijak sambil menari.
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan.
Indonesia memang memiliki ragam kebudayaan yang menarik dan indah. Letak geografis serta keragaman suku di nusantara juga turut menghasilkan seni budaya yang majemuk penuh dengan pesonanya masing-masing. Berbagai jenis tari-tarian yang menarik dan unik juga menjadi bukti kemajemukan budaya Indonesia. Salah satunya adalah Tari Piring asal Minang.
Tari Piring merupakan jenis seni tari yang berasal dari Sumatera Barat. Dalam bahasa setempat tarian ini dikenal dengan nama Tari Piriang. Seperti namanya, para penari memang membawa piring saat menari. Meski dahulu tarian ini ditujukan untuk memberi persembahan para dewa ketika memasuki masa panen, namun saat ini telah berubah menjadi tarian budaya yang sering dipertunjukan di acara-acara besar.
Tari piring berkembang pertama kali sejak 800 tahun yang lalu hingga zaman Sri Wijaya. Tarian ini juga berkembang ke neger-negeri melayu lainnya seiring dengan jalur perdagangan pada masa tersebut. Meskipun terdapat beragam perbedaan di tiap-tiap daerah di Sumatera Barat, namun tarian ini memiliki kesamaan secara keseluruhan yakni konsep tentang sebuah ‘persembahan’
Sebelum tarian dimulai, penari biasanya melakukan latihan serta berbagai persiapan lain seperti pemeriksaan piring-piring yang akan digunakan untuk menari. Piring yang kurang baik akan diganti dengan piring dengan kondisi bagus agar tidak membahayakan si penari maupun penonton.
Tari piring diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan pemusik, rangkaian tarian dimainkan secara besamaan oleh beberapa orang penari.Ragam gerakan yang menantang gravitasi kerap ditunjukan membuat para penonton merasa ‘ngeri’ akan jatuhnya piring-piring dari tangan penari. Sesekali terdengar bunyi gemerincing akibat ketukan cincin yang dipakai oleh penari ke pring-piring yang digunakan sebagai properti tarian.
Tari piring memang memiliki peranan besar pada masyarakat Minangkabau terutama saat perkawinan dilaksanakan. Meskipun hanya sebagai hiburan sejak budaya Hindu hilang dari tanah Minang, tarian ini juga memiliki nilai budaya yang besar dalam masyarakat terutama bagi keluarga yang melangsungkan pesta perkawinan agar kedua mempelai memiliki kehidupan yang harmonis dan tentram.
Tari piring memang menjadi kebanggan masyarakat Minang, tidak heran salah satu ragam seni budaya Indonesia ini seringkali dipertontonkan dalam setiap pesta pernikahan suku Minang meskipun tidak berdomisili di Sumatera Barat. Tarian ini juga sudah sangat lekat dan menjadi salah satu warisan kebudayaan Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar