Jumat, 06 November 2015

Jembatan Bambu

Rasa rindu membuatku cepat bergegas, lari tergesa gesa menuju peron stasiun gambir, lalu aku melambaikan tanganku pertanda kita akan berrangkat.
kereta melaju pelan , kini aku tiba di stasiun tugu Yogyakarta. aku turrun perlahan, aku nikmati udaranya yang telah lama aku lupakan. yogyakarta kota kelahiranku. dimana aku kecil bermain main, bergembira bersama. dimana air mata menetes pada kerinduan besarnya yogyakarta tempo dulu. dan inilah cerita dari kakekku, veteran perang......

Suatu hari sirine meraung-raung di tangsi belanda, apel malam segera dilakukan, rupanya ada tahanan kabur, tahanan yang melarikan diri dengan mencekik satu serdadu belanda yang sedang mabuk alkohol.
siapa gerangan dia?tahanan nan berani itu, ya dialah kakekku.....

selepas sholat maghrib, dia berlari ke arah areal persawahan tak lupa menenteng senjata bren miliknya yang ia rebut dari pasukan KNIL,..rrupanya benar belanda marah besar.....

bermodal nyali yang  besarr, ia serang satu kompi belanda yang terdiri dari delapan orang, bak rambo diterjangnya semua kompenni hingga roboh...

ada kisah menarik lainnya, hingga beliau terkenang saat sebelum ajalnya dia masih bisa menceritakan...

"le ndek mbiyen kuwi nek arep ngopo ngopo kuwi angel, ono welandi matek siji yo sing ngamuk sak markas...jaman mbiyen kuwi rekoso, mulo saiki wis merdeka kudune bangsa iki wis mulyo..."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar