Falsafah dalam hidup menjadi hal penting yang dikenal, diketahui dan dilakoni (dijalani) oleh masyarakat Jawa.
Falsafah Pertama: Sakmadya
Falsafah ini mengajarkan kita bahwa menjalani hidup sebagai orang Jawa harus secukupnya, tak perlu bermewahan atau berlebihan dalam segala hal.
Falsafah hidup kedua : Semeleh
Orang-orang Jawa sering terlihat kurang ngotot berusaha untuk meraih
sesuatu. Itu bukan berarti mereka tidak mencoba atau tidak mau berusaha.
Mereka berusaha hingga batas yang dapat mereka hadapi. Selebihnya,
mereka memasrahkan itu kepada Tuhan. Inilah yang disebut sebagai semeleh
Semeleh itu ikhlas dengan seluruh permasalahan atau beban, membiarkan Tuhan yang mengatur dan memberikan solusinya.’
Falsafah Ketiga: Sangkan paraning dumadi
Falsafah ini mengajarkan tentang, “apa yang kita tanam itu apa yang
akan kita petik hasilnya nanti”. Itu sebabnya tidak sedikit orang Jawa
asli yang mudah membantu orang atau ringan tangan, mudah memberi dan
mudah memaafkan. Mereka yang mudah memberi selalu percaya, kebaikan
mereka hari ini akan berbuah manis kelak, jika kebaikan yang sama atau
lebih baik tidak diterima oleh dirinya maka akan diterima oleh anak
cucunya. Orang Jawa asli yang mudah memaafkan ini juga menganut
kepercayaan bahwa berlama-lama terlarut dalam kemarahan atau kebencian
tidak akan ada hasilnya. Jadi, jalan damailah yang dipilih, yaitu
memaafkan.